Kamis, 28 November 2013

Penyusutan Aset Tetap Depreciation

By Henry L Powell  |  November 28, 2013 No comments

Penyusutan Aset Tetap  Depreciation

Image source: http://image.slidesharecdn.com/bab10asettetap-140118100351-phpapp01/95/bab-10-aset-tetap-i-13-638.jpg?cb=1390039695

Penyusutan Aktiva Tetap

Penyusutan - Setelah Aset Tetap diperoleh, maka aset tetap tadi akan dipergunakan sang perusahaan buat kegiatan operasional & produksinya.
Dalam fase ini, perlakuan akuntansi terhadap aktiva tetap muncul beberapa perlakuan, keliru satu perlakuan akuntansinya adalah PENYUSUTAN AKTIVA TETAP.

Selain itu, perlakuan yg lainnya seperti expenditure & revaluasi aset tetap yg akan aku bahas jua nantinya.

Penyusutan Aktiva Tetap(Depreciation) adalah konsekuensi dari penggunaan aktiva tetap dimana aktiva tetap akan mengalami penurunan fungsi.

Penyusutan

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menyatakan penyusutan adalah jumlah yg dapat disusutkan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama masa manfaat aset tetap dengan aneka macam metode penyusutan yg sistematis.
Apapun metode penyusutan yg dipergunakan, didalam global akuntansi diharapkan konsistensi dalam aplikasinya, nir berubah ubah, tanpa memandang pertimbangan pajak ataupun taraf keuntungan perusahaan.
Ini supaya laporan keuangan nantinya dapat dibandingkan antara periode satu beserta periode yg lain, sebelum atau sesudahnya.

Dalam bahasa sederhana, penyusutan aset tetap ialah porto perolehan aset tetap yg dialokasikan kepada Biaya Operasional dampak penggunaan aset tetap.
Atau beserta istilah lain porto yg dibebankan kedalam harga utama produksi sebagai dampak dari penggunaan aset tetap dalam proses produksi dan operasional perusahaan secara awam.

Contoh Jurnal Atas Penyusutan Aset Tetap sebagai berikut:
Bentuk Jurnalnya :

Debit | Penyusutan Rp xxx
Kredit | Akumulasi Penyusutan Rp xxx

Biasanya dicatat ketika tutup buku, besarnya nilai penyusutan tergantung dari beberapa faktor & Ini beliau beberapa faktor yg dapat mempengaruhi besarnya penyusutan.

Faktor Faktor Penyusutan Aktiva Tetap

1. Harga Perolehan [Acquisition Cost]

Faktor yg sangat berpengaruh atas besaran porto penyusutan adalah harga perolehan atau acquisition cost.

2. Nilai Residu atau Nilai Sisa Aset [Salvage Value]
Nilai Sisa Aset adalah prediksi atau taksiran potensi arus kas masuk kalau aset tadi dijual kepada ketika penarikan atau penghentian aset.
Salvage Value nir harus/selalu muncul, contohnya kepada masa penarikannya asetnya nir dapat dijual atau nir laku buat dijual. hanya jadi limbah saja (scrap).

Eh, bahkan scrap pun masih muncul nilai jualnya.

Umur Ekonomis Aset Tetap [Economical Life Time]
Dalam penentuan beban penyusutan, yg dijadikan bahan perhitungan adalah umur fungsional yg biasa dikenal beserta umur ekonomis.

Biasanya aset tetap memiliki 2 (2) jenis umur:

Umur fisik Aset Tetap, berhubungan beserta syarat fisik suatu aset tetap.

Suatu aset memiliki umur fisik andai saja secara fisik aset tadi masih baik kondisinya meskipun mengalami penurunan fungsi.

Umur Fungsional Aset Tetap, berhubungan beserta bantuan aset tetap tadi dalam penggunaanya.

Aset Tetap masih memiliki umur fungsional andai saja aset tetap tadi masih menyampaikan manfaat atau bantuan dalam operasional produksi perusahaan meskipun secara fisik suatu aset tadi telah nir baik
Atau bahkan andai saja suatu fisik aset perusahaan masih dikatakan baik, tapi alasannya nir berkontribusi bagi perusahaan, maka aset belum tentu memiliki umur fungsional.

Metode Metode Penyusutan Aset Tetap (Depreciation Method)

Metode penyusutan yg berdasarkan ketika yaitu metode garis lurus, metode pembebanan yg menurun yg terdiri dari metode jumlah angka tahun & metode saldo menurun atau metode saldo menurun berganda.

Metode penyusutan berdasarkan penggunaan yaitu metode jam jasa & metode jumlah unit produksi.

Metode penyusutan yg berdasarkan kriteria lainnya yaitu metode berdasarkan jenis gerombolan, metode analisis, metode sistem persediaan.

Namun, kebanyakan kepada Indonesia hanya muncul beberapa metode saja yg tak jarang dipergunakan dalam praktenya.
Berikut adalah 2 metode penyusutan yg paling tak jarang diaplikasikan alasannya gampang & jua relevan beserta perlakuan akuntansi.

Metode Garis Lurus [ Straight Line Method ]

Metode ini menerka aset tetap akan mengalirkan manfaat yg merata disepanjang penggunaannya, sehingga aset tetap dikenal sebagai akan mengalami taraf penurunan fungsi yg sama akbar disetiap periode penggunaan hingga aset tetap nir dapat dipergunakan lagi.

Metode ini adalah keliru satu metode yg termasuk paling banyak diaplikasikan sang perusahaan perusahaan kepada indonesia.
Untuk penerapan Matching Cost Principle, metode penyusutan garis lurus dipergunakan buat menyusutkan aset tetap yg fungsinya tak terpengaruh sang besarnya volume output yg dihasilkannya.

Contohnya: bangunan, alat-alat tempat kerja dll

Metode Saldo Menurun [ Declining Balance Method ]

Dalam Metode saldo menurun ini, aset tetap tetap diasumsikan menyampaikan manfaat terbesarnya kepada periode awal masa penggunaan.
Kemudian akan mengalami penurunan fungsi yg makin akbar kepada periode-periode berikutnya seiring umur ekonomis aktiva tetap yg berkurang.

Jadi semakin usang aktiva dipergunakan maka kontribusinya akan menurun.

Metode saldo menurun ini cocok diaplikasikan kepada aset tetap dimana taraf ke-aus-annya bergantung dari volume output yg didapatkan.

Contohnya: mesin produksi.

Untuk contoh soal perhitungan & penerangan lebih jelasnya lainnya jua metode metode penyusutan yg lain silahkan baca lanjutan artikel ini kepada link dibawah ini:

Author: Henry L Powell

Hello, I am Author, decode to know more: In commodo magna nisl, ac porta turpis blandit quis. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. In commodo magna nisl, ac porta turpis blandit quis. Lorem ipsum dolor sit amet.

0 Comments:

E-mail Newsletter

Sign up now to receive breaking news and to hear what's new with us.

Recent Articles

© 2014 manajemen dan manajer Blogger. WP themonic converted by Bloggertheme9. Published By Gooyaabi Templates | Powered By Blogger
TOP