Selasa, 03 Desember 2013

Persediaan Barang Dagang & Pencatatan Akuntansi

By Henry L Powell  |  Desember 03, 2013 No comments

Persediaan Barang Dagang & Pencatatan Akuntansi

Image source: http://image.slidesharecdn.com/selisihpersediaanbarangdagang-130903102518-/95/selisih-persediaan-barang-dagang-5-638.jpg?cb=1378204026

Apa Itu Persediaan Barang Dagang ?
Pengertian persediaan barang dagang adalah aset perusahaan yang dibeli dan disimpan buat dijual kembali dan mendapatkan keuntungan.
Persediaan barang dagang (inventory) mampu dikatakan sebagai aset yang menganggur atau aset yang menunggu buat dikeluarkan (dijual). Persediaan barang dagang adalah salah satu aset yang termasuk aktiva lancar.

Persediaan barang dagang dimiliki oleh perusahaan dagang dimana perusahaan hanya membeli dan menjualnya kembali tanpa mengubah bentuk fisik barangnya.

Apapun bentuknya, berapapun nilai nominalnya bila aset tersebut dimaksudkan buat dijual kembali dalam artian aset tersebut adalah "dagangan" utama, core bisnis perusahaan maka aktiva tersebut termasuk kedalam persediaan barang dagang.

Mobil termasuk persediaan bila perusahaaan tersebut bergerak dibidang jual beli tunggangan beroda empat.

Rumah pula termasuk persediaan barang dagang bila bisnis utama perusahaan adalah developer atau jual beli tempat tinggal.

Tapi jangan sampai salah membedakan..

Misalnya perusahaan dealer tunggangan beroda empat, mereka menjual tunggangan beroda empat sekaligus mempunyai tunggangan beroda empat buat operasional yang digunakan buat keperluan kantor dan tidak dijual.

Mobil yang mereka jual adalah persediaan barang dagang.

Namun tunggangan beroda empat yang mereka pakai buat menunjang keperluan kantor adalah aktiva tetap.

Sama sama tunggangan beroda empat tapi perlakuan terhadap tunggangan beroda empat tersebut mampu tidak selaras.

Stragegi Persediaan Barang Dagang

Terdapat beberapa cara yang dilakukan perusahaan dagang buat mengatur dan mempersiapkan persediaan barang dagang mereka.

#1. Lot Size Inventory (Bath Stock)

Lot size inventory adalah pengadaan persediaan barang dagang dalam jumlah besar melebihi anggapan kebutuhan yang ada pada dikala ini.

Hal ini dilakukan buat memanfaatkan potongan harga dan ongkos pengiriman persediaan barang dagang.

Biasanya supplier menawarkan potongan harga dan ongkos pengiriman per unit sebagai lebih murah bila pembelian barang dilakukan dalam jumlah yang besar.

#2. Fluctuation Stock (Stok Fluktuasi)

Fuctuation stock adalah pembelian persediaan barang buat menghadapai kemungkinan terjadi fluktuasi permintaan asal pelanggan yang sulit diperkirakan.

Pengadaan ini lebih bersifat berjaga jaga terhadap permintaan konsumen yang tiba tiba melonjak secara drastis yang tidak diprediksi sebelumnya.

Ketika permintaan meningkat tetapi stok persediaan tidak mencukupi, maka itu adalah kerugian bagi perusahaan.

#tiga. Anticipation Stock (Persediaan Antisipasi)

Anticipation stock adalah pembelian persediaan barang buat menghadapi lonjakan permintaan asal konsumen yang mampu diramalkan atau telah diperkirakan.

Biasanya pedagang menggunakan anggapan asal pola konsumsi masyarakat sepanjang tahun yang awam terjadi.

Misalnya sebulan atau dua bulan sebelum hari raya idul fitri, pedagang pakaian umumnya telah membeli persediaan dalam jumlah besar sebab telah mampu diprediksi bahwa mendekati lebaran permintaan pakaian akan melonjak secara drastis.
Maka pedagang akan menyetok pakaian buat berjaga jaga agar tidak kekurangan barang.

#4. Persediaan Konsinyasi

Barang konsinyasi adalah persediaan yang ditempatkan atau dititipkan ditempat lain buat dijual. Bisa ditempatkan di daerah agen, cabang, atau mitra usaha.

Dalam bahasa yang lebih singkat: Titip barang buat dijualkan.

Konsinyasi adalah salah satu seni manajemen penjualan yang poly dilakukan dan daerah yang dititipi barang akan mendapatkan komisi bila barang tersebut laku terjual.

Pencatatan Akuntansi Persediaan Barang Dagang

Pencatatan persediaan barang dagang adalah pencatatan atas semua transaksi yang berkaitan dengan persediaan barang dagang.

Apa saja transaksi yang mampu mempengaruhi persediaan barang ? dan bagaimana jurnal transaksi persediaan barang dagang ?

#1. Pembelian Barang Dagang

Pembelian barang dagang akan menambah persediaan barang dagang.

#2. Biaya Angkut Pembelian

Biaya angkut pembelian adalah semua ongkos kirim yang dibayarkan buat mendatangkan barang dagang asal daerah supplier sampai ke gudang/daerah pembeli.

Termasuk biaya bongkar muat dan asuransi pengiriman (bila ada). Namun ada pembelian dimana ongkos kirim sebagai tanggung jawab pihak supplier.
Terdapat 2 celoteh yang agak penting yang berhubungan dengan pengiriman barang.

#1. FOB Shipping Point

FOB (Free on Board) shipping point adalah barang akan sebagai milik pembeli ketika barang TELAH KELUAR asal daerah/gudang penjual.
Maka, biaya pengiriman adalah tanggung jawab pembeli

#2. FOB Destination Point

FOB Destination point adalh barang akan sebagai milik pembeli ketika barang TELAH SAMPAI ke gudang pembeli. Selama perjalanan pengiriman, barang masih milik dan tanggung jawab penjual.
Maka, biaya pengiriman adalah tanggung jawab penjual (supplier)

#tiga. Return Pembelian

Return pembelian adalah pengembalian semua atau sebagian persediaan barang dagang kepada supplier.

Return pembelian biasanya terjadi sebab barang yang dipesan tidak memenuhi spesifikasi seperti yang diminta.

Bisa sebab barang cacat, atau berukuran, bahan dan warna tidak sesuai permintaan

#4. Potongan Pembelian

Potongan pembelian adalah potongan atau diskon yang diperoleh yang akan terjadi pembelian persediaan barang dagang.
Biasanya potongan diberikan bila perusahaan melakukan pembelian persediaan barang dalam jumlah yang besar.

#5. Penjualan Barang Dagang

Penjualan barang dagang telah terperinci, persediaan akan berkurang sebab barang dagang telah laku terjual.

#6. Biaya Angkut Penjualan

Biaya yang dikeluarkan buat mengirim barang dagang yang telah terjual sampai barang tersebut sampai ke daerah konsumen.

#7. Return Penjualan

Return penjualan adalah pengembalian barang dagang oleh konsumen. Return penjualan biasanya terjadi sebab ada spesifikasi barang yang tidak sesuai dengan yang disepkatai/diinginkan oleh konsumen.

Bisa ditimbulkan sebab barang tersebut cacat atau warna, berukuran dan bahan tidak sesuai dengan yang spesifikasi yang telah ditentukan.

Return penjualan akan menambah jumlah persediaan barang dan menurunkan penjualan.

#8. Potongan Penjualan

Potongan penjualan adalah diskon atau potongan yang diberikan kepada konsumen yang membeli.

Potongan biasanya diberikan bila konsumen melakukan pembelian secara tunai dan dalam jumlah yang besar.

#9. [Tambahan] Pajak (PPN atau PPnBM)
Adanya PPN atau PPnBM pula mampu mempengaruhi persediaan. Biasanya, pembelian atau penjualan produk akan dikenai tarif pajak. Namun pembahasan mengenai pajak ini akan dibahas disini agar tidak terlalu panjang dan lebih fokus.

Metode Pencatatan Persediaan Barang Dagang
Metode pencatatan akuntansi persediaan barang dagang terdapat dua metode.
Metode fisik dan metode perpetual.

#1. Metode Fisik
Seperti namanya, metode pencatatan fisik mengharuskan perhitungan barang secara fisik digudang buat mengetahui jumlah persediaan barang.
Ketika terjadi sebuah transaksi yang berhubungan dengan persediaan, persediaan tidak eksklusif dicatat/dijurnal.

Hanya transaksinya yang dijurnal.

Misalnya transaksi pembelian atau penjualan, maka yang dicatat adalah transaksi pembelian atau penjualan tersebut. Walaupun jumlah persediaan digudang bertambah atau berkurang, pos persediaan gak perlu dicatat.

Contoh jurnal pembelian atau penjualan pada metode fisik akan terlihat seperti ini

Seperti yang terlihat pada jurnal tersebut, tidak ada pencatatan akun persediaan barang.
Untuk mengetahui jumlah persediaan, pada akhir periode persediaan barang harus dihitung secara fisik (stock opname).

Salah satu kelemahan metode fisik adalah tidak mampu mengetahui jumlah persediaan secara sempurna sebelum dilakukan perhitungan fisik persediaan.

Dan sebab jumlah persediaan tidak dicatat maka harga pokok penjualan (hpp) pula tidak mampu diketahui.

HPP baru mampu dihitung ketika persediaan telah dihitung secara fisik pada akhir periode.

Bisa dibayangkan bila dibutuhkan pelaporan persediaan setiap bulan, maka akan menghabiskan poly waktu hanya buat menghitung persediaan barang.

#2. Metode Perpetual

Tidak seperti metode fisik, metode pencatatan persediaan perpetual adalah metode yang mencatat/menjurnal persediaan barang dagang bila terdapat transaksi yang berhubungan dengan persediaan.

Jadi bila terdapat transaksi yang menyebabkan jumlah persediaan berubah, maka rekening persediaan pula akan turut dicatat.
Contoh jurnal transaksi pembelian dan penjualan metode perpetual.

Seperti yang terlihat pada model jurnal tersebut, bahwa persediaan turut dicatat dalam transaksi pembelian dan penjualan barang dan pula semua transaksi yang mampu mempengaruhi jumlah persediaan barang.

Dan pada transaksi penjualan eksklusif disandingkan dengan harga pokok penjualan (HPP).

Jumlah persediaan barang dan harga pokok penjualan eksklusif mampu diketahui sewaktu waktu tanpa harus menunggu perhitungan fisik.

Penggunaan metode pencatatan perpetual ini akan memudahkan dalam penyusunan laporan laba rugi dan neraca sebab tidak harus menghitung jumlah persediaan barang secara fisik diakhir periode buat "hanya" mengetahui saldo persediaan akhir.

Walaupun pada pencatatannya gak perlu mengadakan perhitungan fisik, ada suatu hari perusahaan harus mengecek eksklusif jumlah persediaan dan mencocokkannya dengan laporan pencatatan.

Perhitungan fisik memang masih diharapkan, tetapi dilakukan hanya ketika dibutuhkan.

Hal ini dilakukan buat menghindari ketidakcocokan jumlah fisik persediaan yang ada digudang dan kitab catatan.

Apabila ada selisih antara perhitungan fisik dan pencatatan, maka harus dicari penyebab mengapa ada selisih.

Ketidakcocokan ini mampu terjadi sebab hal hal seperti kesalahan dalam penulisan/penjurnalan, atau sebab ada hal yang mengurangi persediaan seperti barang tercuri atau barang mengalami kerusakan.

Agar lebih gampang buat memahami metode fisik dan perpetual beserta perbedaan pencatatannya, lebih baik mengusut dengan model soal transaksi persediaan barang dagang.
# Contoh Soal Persediaan Barang Dagang

PT Nivia Rotan melakukan pembelian tunai 10 unit kursi seharga Rp 500.000 per kursi dan mendapatkan potongan sebesar 5 %. PT Nivia Rotan harus menanggung ongkos pengiriman sebesar Rp 400.000.
Ketika barang telah diterima, ternyata terdapat 1 buah kursi yang cacat dan dikembalikan lagi kepada supplier
Sebanyak 7 kursi terjual secara tunai dengan harga Rp 950.000 /unit dengan menawarkan diskon sebesar 5 % kepada pembeli dan buat mengantar kursi tersebut sampai kerumah pembeli, PT Nivia Rotan mengeluarkan uang sebesar Rp 100.000
Sebanyak 2 kursi dikembalikan lagi/direturn sebab tidak memenuhi speksifikasi pembeli.

Maka pencatatan jurnal transaksi tersebut dengan metode fisik dan metode perpetual adalah sebagai berikut, dan anda mampu membandingkan perbedaan diantara keduanya

Keterangan

Transaksi 01.

Jumlah Rp 5.150.000 diperoleh asal pembelian bersih. yaitu jumlah pembelian - diskon pembelian kemudian ditambah biaya angkut pembelian

Total pembelian 10 unit: 10 X Rp 500.000 = Rp 5.000.000

Diskon pembelian : 5% x Rp 5.000.000 = Rp 250.000

Harga pembelian : Rp 5.000.000 - Rp 250.000 = Rp 4.750.000

Pembelian bersih : Rp 4.750.000+Ongkir Rp 400.000 = Rp 5.150.000

Apabila dijurnal satu persatu akan terlihat seperti ini:

Transaksi no 2 : pencatatan adanya return pembelian

Transaksi no tiga: Disini terlihat perbedaan antara metode fisik dan perpetual

Metode fisik hanya mencatat transaksi penjualan saja dan tidak mencatat pengeluaran persediaan, sebab persediaan akan dihitung secara fisik diakhir periode.
Metode perpetual bukan hanya mencatat penjualan, tetapi pula mencatat pengeluaran persediaan yang akan menambah harga pokok penjualan (HPP).

Penjelasan mengenai nomor yang tertera mampu dilihat disini

Transaksi no 4:

Metode fisik hanya mencatat return penjualan dan tidak mencatat "persediaan" yang datang kembali (return) sebab nanti persediaan akan dicatat secara fisik diakhir periode
Metode perpetual mencatat persediaan yang datang kembali

Penjelasan mengenai nomor yang tertera:

Metode Penilaian Persediaan
Sifat persediaan barang dagang sangat bermacam-macam. Hal ini menyebabkan perlakuan dan evaluasi terhadap persediaan mampu tidak selaras beda.
Misalnya, barang yang barang yang gampang aus, cepat busuk, atau harus dikeluarkan terlebih dahulu mempunyai perlakuan yang tidak selaras dengan barang yang tahan lama.

Barang pecah belah perlakuannya tidak selaras dengan barang yang tahan banting.

Maka, diharapkan prioritas perlakuan mengenai arus keluar masuk barang asal gudang. Mana yang harus dikeluarkan terlebih dahulu dan yang dikeluarkan paling akhir.

Penilaian persediaan barang akan semakin rumit bila terdapat harga yang tidak selaras diantara persediaan barang sejenis.

Misalnya, 5 hari yang lalu UD Beras Jaya membeli persediaan beras sebanyak 1 ton dengan harga Rp 10.000 per kg.

Kemudian pada hari ini membeli persediaan beras kembali sebanyak 2 ton dengan harga Rp 11.000.000

Terlihat ada perbedaan harga pembelian barang dalam tempo 5 hari.

Kita tahu, beras mempunyai fluktuasi harga yang lumayan tinggi dikala paceklik.

Ketika beras terjual, beras mana yang harus dikeluarkan ?

Apakah beras dengan harga Rp 10.000 per kg atau Rp 11.000 per kg ?

Untuk itulah terdapat tiga metode yang diciptakan buat mencatat dan menilai persediaan barang, yaitu:

#1. FIFO (First In First Out) | masuk pertama, keluar pertama
Pada metode FIFO, persediaan yang pertama kali masuk adalah yang keluar terlebih dahulu.
Misalnya pada kasus UD Beras Jaya tadi, ketika beras terjual, maka beras yang dikeluarkan adalah beras seharga Rp 10.000 dahulu, bila telah habis maka kemudian beras seharga Rp 11.000 yang dikeluarkan.

Lanjutan dan model soal metode FIFO disni : Metode FIFO

#2. LIFO (Last In First Out) | masuk terakhir, keluar pertama
Pada metode LIFO, barang yang terakhir kali masuk adalah yang keluar pertama.
Pada kasus UD Beras Jaya tadi, ketika beras terjual maka yang pertama kali keluar adalah beras seharga Rp 11.000, bila beras seharga tersebut telah habis maka beras seharga Rp 10.000 dikeluarkan kemudian.

Baca lebih lanjut Metode LIFO disini

#tiga. Metode Rata Rata (Average Method)
Metode penilain persediaan rata rata adalah nilai persediaan asal nilai persediaan metode LIFO dan metode FIFO.
Anda mampu membaca lanjutan ulasan metode rata rata disini : Harga Pokok Penjualan Metode Rata Rata

Apabila terdapat kesalahan penulisan, penjumlahan atau anda punya pemikiran yang lain, silahkan tinggalkan pesan dikolom komentar.

Author: Henry L Powell

Hello, I am Author, decode to know more: In commodo magna nisl, ac porta turpis blandit quis. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. In commodo magna nisl, ac porta turpis blandit quis. Lorem ipsum dolor sit amet.

0 Comments:

E-mail Newsletter

Sign up now to receive breaking news and to hear what's new with us.

Recent Articles

© 2014 manajemen dan manajer Blogger. WP themonic converted by Bloggertheme9. Published By Gooyaabi Templates | Powered By Blogger
TOP