Selasa, 03 Desember 2013

Perolehan Aset Tetap

By Henry L Powell  |  Desember 03, 2013 No comments

Perolehan Aset Tetap

Image source: https://image.slidesharecdn.com/pertemuan12asettetap-121113030144-phpapp01/95/pertemuan-12-aset-tetap-8-638.jpg?cb=1352775800

Perolehan Aktiva Tetap

Banyak macam cara dalam proses perolehan aset tetap, nanti aku akan posting satu satu serta contoh kasusnya, antara lain

Dibeli secara tunai
Dibeli memakai cara mencicil
Pertukaran
Dibangun sendiri
Dibeli memakai saham

Pada konsep dasarnya, perolehan aset tetap diakui sebesar HARGA PEROLEHAN.
Apa itu harga perolehan ?

Harga perolehan adalah SELURUH BIAYA yang dikeluarkan buat memperoleh aset tetap tersebut mulai dari porto pembelian sampai seluruh porto yang muncul sampai aset tetap tersebut siap dipergunakan atau dioperasikan.
Singkatnya:
Harga beli + seluruh porto yang muncul dari proses pembelian sampai aset siap dipergunakan

Perolehan Aktiva Tetap

Aset Tetap Dibeli Tunai

Aset tetap yang diperoleh memakai dibeli secara tunai dicatat sebesar nominal yang dibayarkan.
Biasanya terdiri atas harga beli aset tetap termasuk jua didalamnya bea impor serta PPN masukan ditambah memakai seluruh porto yang dikeluarkan buat mendapatkan aset tetap tersebut

Seperti beban angkut, porto pasang, ongkos balik nama, beban bongkar muat, jua porto misalnya membayar profesional yang diharapkan.

Dan apabila dalam pembelian tunai aktiva tetap terdiri dari poly sekali macam aset tetap, maka harga utama masing masing aset tersebut ditetapkan berdasar harga pasar agak.

Apabila harga pasar agak tidak diketahui, maka alokasi harga perolehan aset sanggup dilakukan berdasar surat bukti dari suatu entitas/lembaga independen contohnya pajak.
Contoh Soal

PT Blimbing yang beroperasi dalam Kota Malang membeli sebuah mesin dari perusahaan supplier dalam Surabaya seharga Rp 1000, Pph 22 sebesar 7.lima%
PT Blimbing, mesin dikirim via kurir yang ditunjuk, ongkos kirim dari Surabaya ke Malang sebesar Rp 100, serta instalasi pemasangan mesin memakan porto Rp 50, serta premi pengiriman sebesar Rp 15

Bagaimanakan perlakuan akuntansi atas pembelian mesin tersebut ?
* Penilaian Aset:

Jika dalam uraikan, seluruh pengeluaran buat memperoleh mesin tersebut adalah menjadi berikut :

Pembelian 1000
Pph 22 75
Ongkos Kirim 100
Asuransi 15
Biaya Instalasi 50
Total Biaya 1240

Total porto yang dikeluarkan sebesar Rp 1.240 adalah harga perolehan atas mesin tersebut

* Pengakuan Aset (pencatatan)
Pencatatan wajar:

Debit | Mesin Rp1.240
Credit | Kas Rp1.240

Pencatatan rancu:

Debit | Mesin 1000
Debit | Pph 22 75
Debit | Ongkos Kirim 100
Debit | Asuransi 15
Debit | Biaya Instalasi 50
Credit | Kas 1240

Pertanyaannya:

Apa alasan mengapa dalam penjurnalan yang pertama dikatakan wajar sedangkan penjurnalan kedua rancu ?

Ini dikarenakan, hendaknya pengeluaran/porto yang dikeluarkan diakui waktu periode dimana manfaat atas pengeluaran tersebut akan didapat/diperoleh.

Dalam contoh tadi, apabila dilakukan penjurnalan misalnya yang kedua, maka waktu penutupan kitab akan terlihat beban yang sangat tinggi.

Bahkan mungkin sanggup menakibatkan PT. Blimbing terlihat misalnya mengalami kerugi yang sangat besar alasannya adalah pembebanan porto kirim serta porto instalasi secara bersamaan.

Sementara itu mesin yang diperoleh masih belum membangun produk (output)

Mesin masih tidak memberikan manfaat

Sedangkan dalam periode berikutnya keuntungan akan nampak tinggi alasannya adalah porto yang diakui waktu pembelian mesin yang telah dimanfaatkan tidak ada alasannya adalah telah diakui waktu periode pembelian..

Pencatatan akan menjadi wajar andai saja seluruh porto porto yang dikeluarkan tadi dikapitalisi atau diakui menjadi Harga Perolehan mesin

Kemudian pembebanannya dialokasikan secara bertahap dalam periode berikutnya, periode dimana manfaat dari mesin tersebut dirasakan.

Pembelian Aset Tetap secara Gabungan (Lumpsum)

Apabila aset tetap yang dibeli secara campuran, atau lebih dari satu jenis aset tetap, harga perolehannya dialokasikan atau dibagi kepada masing masing aset tersebut.
Pengalokasian harga perolehan campuran berdasar dalam perbandingan nilai wajar dalam tiap aset yang bersangkutan.

Contoh :

Suatu tanah, bangunan serta alat-alat diperoleh memakai harga Rp.8000, menurut taksiran fiskus, harga masing-masing aktiva tersebut adalah :

Tanah Rp. tiga.100, bangunan Rp. 2.500 serta alat-alat Rp. 1.500

Maka buat memilih harga perolehan masing-masing aktiva tersebut adalah :

Perolehan Aset Tetap

Dan jurnalnya menjadi berikut:
Debit | Land tiga.500
Debit | Building 2.800
Debit | Equipment 1.700
Credit |
Cash
8.000

Aset yang dalam catat adalah harga perolehan bukan taksiran dari fiskus, akan tetapi sesudah ditambahi pembagian selisih harga beli secara holistik yang telah didistribusikan.

Baca jua lanjutan goresan pena ini ihwal perolehan aset tetap:

Author: Henry L Powell

Hello, I am Author, decode to know more: In commodo magna nisl, ac porta turpis blandit quis. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. In commodo magna nisl, ac porta turpis blandit quis. Lorem ipsum dolor sit amet.

0 Comments:

E-mail Newsletter

Sign up now to receive breaking news and to hear what's new with us.

Recent Articles

© 2014 manajemen dan manajer Blogger. WP themonic converted by Bloggertheme9. Published By Gooyaabi Templates | Powered By Blogger
TOP