Sabtu, 02 November 2013

Deviden Penjelasan dan Pengaruhnya bagi perusahaan

By Henry L Powell  |  November 02, 2013 No comments

Deviden Penjelasan dan Pengaruhnya bagi perusahaan

Image source: http://www.tebar.co.id/wp-content/uploads/2015/11/jasa-pembuatan-website-company-profile.jpg

Apa Itu Dividen ?
Pengertian dividen adalah bagian keuntungan bersih perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham sinkron bersama proporsi kepemilikan sahamnya dalam perusahaan.
Kita semua tahu bahwa salah satu tujuan perusahaan adalah buat memproduksi keuntungan.

Dan deviden adalah keuntungan yang dibagikan kepada pemilik perusahaan. Simpel bukan ?

Dari sudut pandang investor atau pemegang saham, deviden adalah asal pendapatan mereka selain capital gain.

Pembagian Deviden

Apakah keuntungan wajib dibagikan ?
Tidak.

Laba bersih yang dihasilkan sang perusahaan tidak harus dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk deviden.
Pembagian dividen ditentukan sang dewan direksi perusahaan yang kemudian akan disetujui sang rapat generik pemegang saham (RUPS)
Ketika perusahaan memutuskan buat tidak membagikan dividen, buat apa keuntungan yang dihasilkan tersebut ?

Laba tersebut akan dijadikan keuntungan ditahan.

Laba akan digunakan kembali sang perusahaan buat mendanai kegiatannya.

Untuk diinvestasikan kembali.

Biasanya keuntungan yang ditahan akan digunakan kembali buat membiayai:

Kegiatan operasional
Ekspansi atau pengembangan usaha
Membayar utang

Kebijakan Dividen
Ketika perusahaan berhasil memperoleh keuntungan.
Muncul pertanyaan...

Apakah keuntungan akan dibagikan dalam bentuk dividen ataukah ditahan buat digunakan kembali?

Mana yang lebih baik?

faktor dividen

Hal hal yang perlu dipertimbangkan
Sebelum membagikan dividen, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sang manajemen. Diantarnya:

#1. Kebutuhan dana buat membayar utang dan bunganya.

Ketika perusahaan mempunyai utang jangka panjang dan akan segera jatuh tempo.

Sebaiknya manajemen mengurungkan niatnya terlebih dahulu buat membagikan dividen.

Laba sebaiknya ditahan buat melunasi utang dan bunganya yang segera jatuh tempo supaya bisa terhindar dari risiko gagal bayar dan dipailitkan sang kreditur.

#2. Kestabilan keuntungan

Apabila perusahaan mampu memproduksi keuntungan yang cenderung stabil disetiap periode, dewan direksi perusahaan bisa memutuskan buat membagikan dividen.

Namun apabila perusahaan tidak mampu memproduksi keuntungan bersama konsisten, maka sebaiknya manajemen perusahaan bermain aman buat tidak membagikan dividen.

Ketidakstabilan pembagian dividen dalam setiap periode bisa berdampak buruk terhadap harga saham perusahaan.

Investor tidak terdapat yang menyukai ketidakpastian dan ketidak-konsistenan.

#3. Kemampuan berhutang
Perusahaan yang mempunyai kemampuan berutang yang akbar kemungkinan bisa membagikan dividen yang tinggi.
Apabila perusahaan memerlukan dana dan jika pendanaan tersebut bisa diusahakan bersama meminjam utang, maka perusahaan bisa membagikan dividen kepada pemegang sahamnya.

Laba ditahan tidak diperlukan lagi buat dijadikan asal dana perusahaan.

#4. Likuiditas perusahaan

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek memakai aktiva lancar.

Semakin likuid, maka semakin akbar kemungkinan perusahaan bisa membagikan dividen.

Jika likuiditasnya rendah, sebaiknya manajemen tidak membagikan dividen karena terdapat risiko perusahaan tidak mampu membayar utang jangka pendeknya.

Kewajiban jangka pendek biasanya berupa utang terhadap supplier atau utang bank bersama nominal yang tidak terlalu akbar.

Walaupun nominalnya tidak terlalu akbar, tetapi jatuh temponya sangat cepat.

#5. Tingkat Ekspansi Aktiva

Pertumbuhan perusahaan membuat kebutuhan perusahaan terhadap aktiva semakin tinggi.

Semakin tinggi kebutuhan aktiva, maka semakin kecil peluang dividen dibagikan karena keuntungan akan digunakan buat mengadakan aktiva perusahaan yang dibutuhkan.

Prosedur Pembayaran Dividen
Secara generik, pembagian dividen terdiri dari 5 prosedur.
#1. Declaratin Date (Tanggal Deklarasi)

Tanggal deklarasi adalah lepas dimana dewan direksi perusahaan mengumumkan akan membagikan dividen kepada para pemegang saham dan jumlah nominal yang akan dibagikan.

Biasanya pengumuman dilakukan bertepatan bersama rapat generik pemegang saham (RUPS)

#2. Holder of Record Date (Tanggal Pencatatan)

Tanggal pencatatan adalah lepas dimana perusahaan akan mencatat para pemegang saham yang berhak mendapat dividen yang akan dibagikan.

#3. Cum-Dividend

Cum dividend adalah hari terakhir investor bisa melakukan jual beli saham perusahaan yang masih mengandung hak mendapatkan dividen.

Apabila investor mempunyai saham perusahaan dalam lepas cum dividen, maka investor tersebut berhak atas dividen yang dibagikan.

#4. Ex-Dividend Date (Tanggap pemisahan dividen)

Ex dividen date adalah lepas dimana pembeli saham dalam lepas ini tidak akan mendapatkan bagian dividen yang dibagikan.

#5. Payment Date (Tanggal Pembayaran)
Payment date adalah lepas pembayaran dividen yang dilakukan sang perusahaan sinkron bersama nominal yang sudah ditentukan.
Apa dividen bisa berpengaruh terhadap harga saham ?

Bisa iya bisa jua tidak.

Ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa dividen bisa berpengaruh terhadap harga saham dan terdapat yang berpendapat sebaliknya.

# Sinyal Dividen

Dividen bisa saja berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.

Menurut Battacharya dalam teori hipotesis sinyal dividen yang ia ciptakan, pengumuman pembagian dividen adalah sinyal dari perusahaan bahwa perusahaan berkinerja baik yang mampu memproduksi keuntungan dan bisa dibagikan kepada pemegang saham.

Dalam banyak perkara, terdapat beberapa perusahaan yang tidak mau buat tidak membagikan atau sekedar memotong jumlah dividen yang akan dibagikan.
Perusahaan percaya bahwa bersama memangkas deviden, investor akan menilai bahwa perusahaan sedang berada dalam syarat yang tidak bagus. Tidak memenuhi target yang diharapkan.

Kondisi ini membuat investor kurang yakin bersama prospek perusahaan dimasa depan dan memutuskan buat tidak lagi berinvestasi di perusahaan tersebut.

Mereka akan menjual saham yang dimilikinya.

Hasilnya, harga saham akan turun.

Begitu jua sabaliknya.....

Apabila perusahaan membagikan atau bahkan menambah jumlah dividen.

Investor akan menilai bahwa perusahaan berkinerja bersama baik.

Melebihih expektasi yang diharapkan dan mempunyai prospek yang cerah.

Harga sahampun akan mengalami kenaikan.

# Dividen Tidak Relevan

Ada jua yang berpendapat bahwa dividen tidak akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.
Menurut Mogdiliani dan Miller yang mencetuskan teori dividen tidak relevanmenyatakan bahwa nilai perusahaan tidak akan dipengaruhi sang pembagian dividen perusahaan.
Menurutnnya, nilai perusahaan hanya di pengaruhi sang kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Bukan pembagian dividennya.

Jadi, apakah dividen mempengaruhi harga saham ?
Hal ini kembali kepada preferensi dan pandangan subjektif investor sendiri terhadap pembagian dividen.

Jenis Jenis Dividen

Deviden yang dibagikan kepada pemegang saham bukan hanya berupa uang tunai.

Walaupun uang tunai adalah dividen yang paling acapkali digunakan, ternyata dividen jua bisa dibayarkan bersama bentuk lain.

Setidaknya terdapat 5 macam dividen, antara lain:

# 1. Dividen Tunai

Sesuai bersama namanya, dividen tunai dibagikan dalam bentuk uang kas.

Mungkin inilah jenis dividen yang paling banyak digunakan sang perusahaan karena paling simpel dan paling disenangi sang pemegang saham.

# 2. Dividen Saham

Sesuai bersama namanya, deviden saham adalah deviden yang dibayarkan memakai saham.

Dividen saham biasanya dilakukan sang perusahaan dikala perusahaan kekurangan kas buat membagikan dividen.

Misalnya, dikala penjualan meningkat tetapi lebih banyak penjualan secara kredit sehingga memproduksi piutang yang banyak dan kas yang minim.

Kondisi ini menjadi alasan perusahaan buat membagikan dividen bersama saham.

Dan bersama tambahan saham baru ini, jumlah saham para pemegang saham akan bertambah.

# 3. Dividen Properti

Dividen properti adalah pembagian keuntungan dalam bentuk barang atau aset perusahaan.

Jadi perusahaan tidak akan mengeluarkan uang kas atau saham baru.

Properti yang dibagikan akan dinilai berdasarkan nilai pasar properti yang bersangkutan.

Perhitungan deviden jenis ini lebih sulit daripada dividen saham dan dividen tunai.

Oleh karena itu, dividen properti sangat jarang sekali diaplikasikan sang perusahaan.

# 4. Dividen Skrip

Dividen skrip adalah dividen dalam bentuk surat utang.

Pemegang saham akan mendapat surat utang perusahaan.

Maksudnya begini...

Surat janji utang dalam dividen skrip menyatakan bahwa perusahaan berhutang kepada pemegang saham dan akan membayarkan dalam waktu dan jumah eksklusif sinkron bersama isi dari surat utang tersebut.

Jadi dikala membagikan dividen, perusahaan tidak akan mengeluarkan apapun buat dibayarkan kepada pemegang saham.

Perusahaan akan membayarkan dividennya dilain waktu.

Biasanya...

Dividen skrip ini disertai bersama bunga.

Jadi dikala waktu pembayaran sudah tiba, perusahaan akan membayarkan dividen plus bunganya.

Alasan perusahaan memakai dividen skrip biasanya karena kekurangan uang kas atau uang kas yang tersedia akan digunakan terlebih dulu sang perusahaan.

# 5. Dividen Likuidasi
Likuidasi adalah kebangkrutan.
Ketika sebuah perusahaan membagikan dividen likuidasi, itu artinya perusahaan sudah mengembalikan modal para pemegang saham karena perusahaan bangkrut.

Perusahaan sudah dipailitkan sang pengadilan.

Tetapi, dikala perusahaan sedang bangkrut, perusahaan tidak bisa serta merta membagikan dividen likuidasi.

Dividen likuidasi baru bisa dilakukan apabila terdapat sisa kekayaan perusahaan selesainya bankrut.

Ketika bangkrut, semua aset perusahaan digunakan buat pembayaran utang dan kewajiban perusahaan yang belum terpenuhi.

Dan jika terdapat sisanya, maka perusahaan bisa membagikan dividen likuidasi kepada pemegang saham.

Namun apabila tidak tersisa, maka pemegang saham tidak akan mendapatkan aset apapun.

Menghitung Dividen

Ada beberapa hal yang harus diketahui buat bisa menghitung dividen yang dibagikan sang perusahaan, antara lain:

Laba bersih
Dividend payout ratio [DPR]*
Jumlah saham yang beredar.

Notes:
*DPR adalah rasio dividen yang akan dibagikan terhadap keuntungan bersih perusahaan.
Contohnya:

Perusahaan Nivia Rotan dalam tahun berjalan berhasil membukukan keuntungan bersih sebesar Rp 1.000.000. PT Nivia Rotan mempunyai 10.000 lembar saham yang beredar.

PT Nivia Rotan memutuskan buat membagikan dividen sebesar 30 % dari keuntungan bersih. Sisanya akan digunakan kembali buat ekspansi perusahaan.

Dengan data tersebut, kita bisa menghitung besaran deviden perlembar saham yang akan diterima sang pemegang saham.

Setelah nominal dividen diketahui, kita bisa menghitung besaran dividen perlembar saham yang diterima sang pemegang saham

Jadi setiap lembar saham akan mendapatkan bagian dividen sebesar IDR 30

# Tambahan: Perlakuan Akuntansinya

Pencatatan pembagian dividen dimulai semenjak dividen diumumkan sang perusahaan.

Diatas sudah dijelaskan bahwa lepas pengumuman pembagian dividen tidak sama bersama lepas pembayaran dividen.

Jadi penjurnalan terhadap dividen akan dicatat sebanyak 2 kali.

Yaitu dikala dividen diumumkan dan dividen dibayarkan.

Notes:

* Ketika pengumuman: artinya perusahaan akan berjanji akan membayarkan dividen. Maka perusahaan artinya sudah berhutang dividen kepada pemegang saham yang diambilkan dari keuntungan ditahan. Utang dividen diakui karena dividen belum dibayarkan.

* Ketika pembayaran: Perusahaan sudah melunasi utang dividennya (mendebit utang dividen) bersama mengeluarkan uang tunai (menkredit kas)

Penutup

Mana yang lebih baik....
Dividen akbar atau kecil ?

Dari sisi perusahaan.

Sebenarnya baik tidaknya tergantung dalam kebutuhan perusahaan itu sendiri.

Perusahaan yang sedang membutuhkan dana buat pengembangan usaha atau sekedar melunasi hutang tentu ingin dividen yang dibagikan kecil bahkan kalau perlu tidak membagikan dividen.

Sedangkan bagi perusahaan yang sudah "well established". sudah dalam top performance, kinerjanya sudah stabil cenderung membagikan dividen bersama nominal yang akbar.

Dari sudut pandang investor, investor cenderung terdapat dua tipe.

Tipe pertama adalah investor jangka pendek.

Investor jangka pendek ini umumnya mengharapkan dividen yang akbar.

Menginginkan keuntungan dividen yang maksimal karena belum tentu diperiode yang akan datang masih menjadi pemegang saham.

Mereka simpel sekali memperjual belikan sahamnya.

Sedangkan investor jangka panjang umumnya tidak keberatan jika dividen yang dibagikan sangat kecil bahkan tidak dibagikan sekalipun selama perusahaan bisa memanfaatkannya buat pengembangan usaha perusahaan.

Author: Henry L Powell

Hello, I am Author, decode to know more: In commodo magna nisl, ac porta turpis blandit quis. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. In commodo magna nisl, ac porta turpis blandit quis. Lorem ipsum dolor sit amet.

0 Comments:

E-mail Newsletter

Sign up now to receive breaking news and to hear what's new with us.

Recent Articles

© 2014 manajemen dan manajer Blogger. WP themonic converted by Bloggertheme9. Published By Gooyaabi Templates | Powered By Blogger
TOP