Selasa, 05 November 2013

Harga Pokok Penjualan Cost of Goods Sold - Basic

By Henry L Powell  |  November 05, 2013 No comments

Harga Pokok Penjualan  Cost of Goods Sold - Basic

Image source: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOnlM9hAIjGIhNeU4SFgGblv3dpv12Pv75srTLJdywOlJ0axYlHbxRCZfwMOp2bzJ2bHviUGQ5kobczoJNtoQ-CF9bn-6z0Eg5-DKp9Gc-xTtgh5BGlLIDn97REqoC1Bdczben1Jp7CJb0/s1600/6.png

Pengertian Harga Pokok Penjualan
Harga Pokok Penjualan (cost of good sold)adalah seluruh biaya yang muncul dalam rangka menghasilkan suatu produk hingga produk tadi siap dijual.
Harga Pokok Penjualan yang biasa disingkat HPP merupakan biaya yang dikeluarkan dalam suatu proses produksi barang dan jasa yang dapat dihubungkan secara langsung dengan aktivitas prosess yang membuat produk barang dan jasa siap jual.

Harga Pokok Penjualan HPP

Struktur Harga Pokok Penjualan
Dari definisi harga utama penjualan diatas, bisa kita dapatkan struktur dasar dalam harga utama penjaualan umumnya terdiri dari tiga elemen akbar:

Persediaan atau inventori
Tenaga kerja langsung (direct labour cost)
Biaya overhead (overhead cost)

# 1. Persediaan | Inventory
Dalam perusahaan dagan, element persediaan (inventory) hanya terdiri atas persedian barang jadi saja, dikenal dengan istilah Inventori
Sedangkan kepada perusahaan manufaktur, elemen persediaan meliputi:

Raw materials (persedian bahan standar)
Work in process atau WIP (persediaan barang dalam proses)
Inventory (persediaan barang jadi)

Elemen persediaan yang dimaksud adalah besarnya persediaan terjual.
Untuk mengetahui besaran nilai jumlah persediaan yang telah terjual, maka beberapa unsur dibawah ini perlu diketahui lebih dulu:

Persidiaan awal
Pembelian (dalam urusan ekonomi dagang)
Harga utama produksi (dalam perusahaan manufakture)
Persediaan akhir.
Persediaan yang dipakai atau disebut juga barang tersedia untuk dijual

Persediaan Awal
Persediaan Awal merupakan nilai jumlah persediaan yang telah dimiliki sebelum proses kepada periode berjalan dimulai.
Artinya, persediaan telah terdapat dahulu sebelum operasi kepada periode sekarag dimulai

Pembeliaan
Perlu diingat, bahwa yang diakui adalah merupakan pengeluaran atau 'cost yang terjadi'.
Sehingga jumlah pembelian yang diakui sebesar cost yang muncul saja, ini diwujudkan dalam bentuk pengeluaran kas ataupun pengakuan utang dagang.

Jadi besarnya nilai pembelian yang diakui sebesar nilai net purchase atau nilai bersihnya saja.

Hal seperti ini perlu dipertegas karena dalam prakteknya sangat sering perusahaan sbagai pembeli, apakah itu pembelian untuk barang jadi (dalam perusahaan dagnag) ataupun dalam pembelian raw material (bahan standar) dalam perusahaan manufaktur mendapatkan diskon (potongan harga harga), atau bisa terjadi juga return barang (pengembalian) kepada penjual.

Untuk mendapatkan nilai bersihnya (net purchase) maka diharapkan struktur menjadi,:

Gross purchases (atau biasanya tertulis purchase saja)
Discount (potongan harga harga)
Return (pengembalian barang)
Net purchase (pembelian bersih)

Persediaan Akhir
Persedian akhir merupakan besarnya nilai persediaan yang dibukukan sebagai 'persediaan' kepada akhir periode

Persediaan yang Digunakan atau Persediaan Tersedia Untuk Dijual

Persediaan tersedia untuk dijual (BTOD) merupakan besarnya nilai persediaan:

Barang dagang yang terjual, ini berlaku untuk urusan ekonomi dagang
Besarnya Raw Maeterial atau bahan standar yang dipakai & barang dagan yang terjual, ini berlaku untuk perusahaan manufakture.

# dua. Direct Labour Cost (Tenaga Kerja Langsung)
Tenaga kerja langsung (TKL) merupakan upah yang diberikan atau dibayarkan kepada karyawan/tenaga kerja yang terlibat secara langsung dalam aktivitas pengolahan barang dagang.
Disebut biaya tenaga kerja langsung apabila akbar kecilnya upah yang dibayar terrgantung kepada jumlah unit produk yang dihasilkan

Biaya yang dikelompokkan kedalam direct labor cost merupakan tenaga kerja yang bayarannya berdasarkan kepada: upah satuan atau upah harian per jam

Dalam direct labor yang dibayar dengan upah satuan bisa kita lihat dengan jelas sekali kalau tenaga kerja model ini bisa dibebankan secara langsung kepada produk yang dihasilkan

Apabila upah yang dibayar berdasar kepada jumlah jam kerja,maka umumnya perusahaan telah memilih satuan jumlah yang harus diproduksi untuk rentang waktu tertentu baik itu perjam atau perhari.

Sehingga di akhir perhitungan bisa diketahui berapa akbar biaya tenaga kerja langsung yang dibebankan untuk satu unit produk dan total biaya tenaga kerja langsung untuk akumulasi produk yang diproduksi/dihasilkan.

Dalam perusahaan dagang yang kecil, biaya tenaga kerja langsung cenderung sulit supaya dapat dialokasikan dengan semestinya, sehingga biaya tenaga kerja langsung hanya dapat ditemukan kepada perusahaan manufaktur atau perusahaan tambang.

# 3. Overhead Cost
Biaya overhead adalah biaya yang muncul selain dari elemen elemen yang telah disebut diatas, biasanya diistilahkan dengan indirect cost.
Jenis biaya overhead sangat bervariasi tergantung dari skala urusan ekonomi, jenis urusan ekonomi dan jenis sumber daya yang dipakai oleh perusahaan.

Biaya overhead yang paling sering ditemui dalam urusan ekonomi manufaktur ataupun urusan ekonomi dagang misalnya:

Biaya sewa (rental cost)
Depresiasi mesin dan alat-alat (depreciation)
Penyusutan gedung pabrik (depreciation)
Biaya listrik dan air pabrik (factorys utilities)
Biayta pemeliharaan pabrik dan mesin (maintenance)
Biaya opngemasan (packaging)
Gudang
Sampel produksi (preproduction sampling)
Ongkos kirim
Kontainer (Continer)

Siklus dan Alur Jurnal Harga Pokok Penjualan

# Inventory
Inventori yang terdapat kepada neraca periode sebelumnya menjadi persediaan awal di periode saat ini.
Apabila persediaan berhasil terjual diperiode berjalan, maka persedian tadi di-biaya-kan dan diakui sebagai HPP (harga utama penjualan).

Proses pem-bebanan persediaan dilakukan saat barang diserahkan (terjual) dengan penjurnalan seperti ini:

Debet | HPP
Kredit |
Inventory

Notes:
Untuk membebankan persediaan terjual kedalam HPP, jurnal tadi:

Sisi Debet akan menambah HPP kepada laporan keuntungan rugi
Sisi Kredit akan menguraangi persediaan dalam neraca kepada akhir periode.

Jurnal diatas berpasangan dengan jurnal:

Debit | Kas atau Piutang
Kredit | Penjualan

Notes: Untuk mengakui adanya penjualan dan piutang atau penerimaan kas kepada periode tsb
Apabila dalam periode yang sama terdapat penambahan persediaan karena pembelian barang dagang, maka pembelian itu menambah jumlah nilai inventory (persediaan barang dagang).

Jurnal atas pembelian tadi dicatat:

Debit | Inventory
Kredit | Kas / Utang Dagang

Notes:

Sisi debit menambah nilai persediaan dalam neraca

Sisi kredit mengurangi kas atau menambah akun utang dagang di neraca

Dan apabila sebagian dari barang tadi terjual, maka bagian persediaan yang terjual akan dibebankan kepada HPP seperti alur pertama tadi dan jurnalnya sama saja.

# Barang Dalam Proses dan Bahan Baku (Work In Process & Raw Material)
Dalam perusahaan manufakture, selain persediaan barang jadi, terdapat juga work in process atau persediaan barang dalam proses dan persediaan raw material (bahan standar)
Persediaan barang dalam proses dan raw material yang terdapat dalam neraca periode kemudian akan jadi persediaan awal di periode berjalan.

Apabila persediaan terpakai ketika aktivitas kepada periode berjalan, maka persediaan yang telah terpakai tadi dibebankan kepada harga utama penjualan, dengan penjurnalan:

Jurnal untuk bahan standar:

Debit | Persediaan barang dalam proses
Kredit | Persediaan bahan standar

Jurnal untuk barang dalam proses:
Debit | Inventory
Kredit | Persediaan barang dalam proses

Apabila terjadi suatu pembelian bahan standar, maka pembelian itu akan menambah persediaan bahan standar didalam neraca.

Pembelian tadi dijurnal dengan:

Debit | Bahan standar
Kredit | Kas / utang dagang

Selanjutnya, apabila sebagian dari bahan standar yang dibeli tadi dipakai, maka dicatat dengan jurnal sama seperti pembebanan persedian bahan standar kedalam persediaan barang dalam proses diatas.

# Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Overhead (direct labor cost and over head cost)
Biaya tenaga kerja langsung diakumulasikan raw material usage dan work in proces usage akan menghasilkan harga utama produksi, dan selanjutnya Harga utama produksi dan inventori akan menghasilkan harga utama penjualan
Perhitungan Dasar HPP | Harga Pokok Penjualan
perhitungan HPP bisa dirumuskan dengan berikut ini:
HPP = Inventori Usage+ Direct Labor Cost+ Overhead Cost.
Inventori usage bisa diturunkan menjadi:
Saldo Awal + Pembelian atau Penambahan Saldo Akhir
Pembelian bisa diturunkan menjadi:
Purchases atau invoice - Discount - Return

Format Pelaporan Harga Pokok Penjualan
Melihat Struktur, alur dan perhitungan HPP seperti tadi, maka format laporan HPP bisa kita construct.
Namun contoh bentuk laporannya nanti saja kepada postingan berikutnya..

kali ini telah terlalu panjang pengantar tentang HPP. supaya enak dibaca saya posting kepada postingan berikutnya yang bisa anda baca di

Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang

Author: Henry L Powell

Hello, I am Author, decode to know more: In commodo magna nisl, ac porta turpis blandit quis. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. In commodo magna nisl, ac porta turpis blandit quis. Lorem ipsum dolor sit amet.

0 Comments:

E-mail Newsletter

Sign up now to receive breaking news and to hear what's new with us.

Recent Articles

© 2014 manajemen dan manajer Blogger. WP themonic converted by Bloggertheme9. Published By Gooyaabi Templates | Powered By Blogger
TOP